Skip to main content

Cinta Untuk Dua Paman

“Bisakah kamu tidak memperlihatkan wajahmu di hadapanku?”

Ucapan ini disampaikan Rasulullaah SAW kepad Wahsyi, orang yang membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi. Permintaan beliau wajar, karena Wahsyi tidak hanya membunuh Hamzah, tapi juga memutilasinya. Walau demikian, Rasulullaah kemudian tetap memintakan ampun untuk Wahsyi ketika Wahsyi sudah masuk Islam dan memintakan ampunan kepada Nabi. Wahsyi juga kemudian berusaha menebus kesalahannya dengan membunuh Musailamah Al-Kadzdzab. Seru Wahsyi “Aku telah membunuh sebaik-baik manusia, yaitu penghulu para syuhada, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan aku juga telah membunuh seburuk-buruk manusia, yaitu Musailamah Al-Kadzdzab”. (Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam buku “Peperangan Rasulullaah”).

Betapa pengasihnya Rasulullaah. Sangat besar cintanya pada pamannya Hamzah, namun ia mintakan ampunan untuk pembunuh pamannya. Perihal Nabi tidak sanggup melihat wajah Wahsyi adalah hal yang wajar, karena melihat Wahsyi dapat membangkitkan dendam manusiawi dan ingatan pemandangan tentang pamannya yang terbunuh dengan usus terburai.

Bukti cintanya Rasulullaah terhadap Hamzah terlihat dari kunjungan Rasulullaah ke makam Hamzah tiap tahunnya, ya… SETIAP TAHUNNYA.. sampai menjelang meninggalnya Rasulullaah. Rasulullaah pernah bersabda “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku”. Terbukti benar sabda beliau, tidak hanya terhadap Istri dan anak cucunya, bahkan terhadap pamannya pun Rasulullaah menunjukkan cinta. Itupun bukan hanya pada pamannya yang beriman, bahkan terhadap pamannya yang tidak beriman, Abu Lahab. Saking inginnya Rasulullaah agar pamannya (Abu Lahab) masuk Islam, saking inginnya agar seluruh keluarganya berkumpul di Surga, sampai-sampai Rasulullaah menawarkan kepada Abu Lahab agar masuk Islam dan tidak ada yang tahu kecuali Rasul, Abu Lahab, dan Allaah.

Tapi saking keras hatinya Abu Lahab, ketika ditawarkan Rasulullaah, Abu Lahab malah menunjuk kambing di dekatnya dan berkata “Aku akan masuk Islam kalau kambing ini masuk Islam” *kurang ajar banget emang Abu Lahab ini*. Rasulullaah pun bersabda pada kambing itu “siapakah aku?” Anak kambing itu menjawab pertanyaan Rasul dan memuji beliau saw. Mendengar itu kedengkian yang menguasai Abu Lahab memuncak, lalu ia memegang kedua tungkai anak kambing tersebut dan mematahkannya seraya berkata, “Celaka kau, mulutmu telah terpengaruh oleh sihir”. Kemudian anak kambing itu berkata, “Tidak, tetapi kamulah yang celaka”, Kamudian turunlah surat ini berkaitan dengan peristiwa itu, celakalah kedua tangan Abu Lahab, karena ia telah mematahkan kedua tungkai anak kambing. (https://bud1prasety0.wordpress.com/2010/11/21/tafsir-surat-abu-lahab/)
Kalau kita.. boro-boro ke paman, ke istri dan anak-anak sendiri mungkin kita belum menunjukkan kasih sayang yang semestinya, jadi sudah pantaskah kita disebut sebagai sebaik-baik manusia seperti yang disabdakan Rasulullaah?


Wallahu’alam Bishowab. 

Comments

Popular posts from this blog

Resensi buku Antara Remaja Hijaz dan Amerika

Penerbit : Parenting Nabawiyah Penulis : Ust. Budi ashari, Lc. Pengantar buku ini adalah perbandingan definisi remaja versi barat dan versi al-qur'anul kariim *Karakteristik remaja versi barat didefinisikan sebagai sosok yang (berhak) labil, mudah marah, sangat sensitif, dan striving through self-identity. *karakteristik remaja versi Al-Qur'aanul Kariim dapat dilihat di Q.S. Ar-Ruum : 54. Sebuah periode puncak kekuatan di antara dua masa kelemahan, yaitu lemahnya anak kecil dan lemahnya orang tua. * OOT dari buku, di dlm ceramahnya, ust budi ashari menekankan kekuatan ini tergambar dalam kuatnya fisik dan akal. Coba bandingkan waktu kita muda dan skrg, lebih mudah menangkap ilmu dulu dibandingkan skrg. Not to mention our physical energy during teenager and early 20's. * Saat sudah jadi pemuda, seharusnya kita sudah meninggalkan segala karakteristik bocah. Bbrp karaktetistik bocah itu suka main, gak fokus, gak serius, kalo berantem suka ngadu (lemah akal). Jadi kalau

INSPIRASI PSIKOLOGI KONSUMEN DARI SHIROH

Selaku pemimpin Negara, Rasulullaah memperhatikan seluruh aspek yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, termasuk dalam hal membangun ekonomi ummat. Setidaknya ada dua kisah Nabi dan Sahabat (dari sekian banyak kisah yang belum fokus digali) yang menggambarkan betapa Rasulullaah dan Sahabat sudah menerapkan ilmu perilaku konsumen, berabad sebelum teori-teori Perilaku konsumen dikenalkan di perguruan tinggi. Kisah pertama, inspirasi dari pasar Manakhoh Pasar Manakhoh adalah pasar pertama yang dibangun oleh Nabiyullaah SAW. Beliau membangun pasar ini sebagai alternatif pasar yang paling terkenal saat itu, yaitu pasar bani qainuqa milik Yahudi. Pasar itu didirikan diatas tanah wakaf, oleh karena itu pedagang yang ingin berdagang di situ tidak dipungut sewa. Rasulullaah juga mensyaratkan agar pasar tidak dibangun dengan bangunan permanen. Karena menurut Nabi “Ini pasarmu, tidak boleh dipersempit (dengan mendirikan bangunan dlsb. di dalamnya) dan tidak boleh ada pajak di dalam

JADILAH ORANG TUA ISENG

Salah satu pelajaran berharga yang saya dapatkan dari perjalanan bersama keluarga ust budi tempo hari adalah saya menyaksikan betapa ustadz menunjukkan bahwa beliau "walk the talk", alias konsisten antara yang diceramahin selama ini dengan perbuatannya. Saya lihat sendiri betapa anak-anak beliau sangat dekat dengan abinya. Seperti tidak ada barrier. Anak-anaknya tidak ada rasa sungkan nyeletuk, bertanya, bahkan bercanda dengan Abinya. Si bungsu (up until now masih bungsu, gak tau deh tahun2 mendatang 😂), beberapa kali minta gendong sama abinya, dan abinya pun dengan sigap memenuhi permintaan akhwat cilik ini. Paling umminya atau kakaknya bantu abinya handle si bungsu, karena abinya sedang menjelaskan materi ke jamaah. Saya sering lihat ayah-ayah lain gusar ketika sedang bekerja atau sedang ada tamu kemudian "dirusuhi" sama anaknya. Ujung-ujungnya teriak "ummii.. nih anaknya urusin, abi lagi sibuk". Atau dengan nada agak tinggi menyuruh anaknya pergi